Bantuan Peralatan Seni Budaya Pada PAGUYUBAN MARGO RUKUN TASIKMALAYA 2021

Nama (Individu atau Organisasi): PAGUYUBAN MARGO RUKUN

Alamat: Jalan Leuwidahu 61A RT. 02 RW. 02 Kel. Parakannyasag Kec. Indihiang Kota Tasikmalaya

Latar Belakang:
Didorong oleh keinginan luhur untuk berperan aktif menegakan, mengamankan melestarikan budaya bangsa Indonesia yang merupakan tinggalan leluhur kita , untuk mewujudkan peningkatan harkat, martabat, dan kesejahteraan Anggota khusunya serta para pecinta kesenian Jawa pada umumnya, atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka pada tanggal 17 Juni Tahun 2001 pertemuan anggota di RSPD Tasikmalaya saat ini berubah menjadi Radio Purba Sora Tasikmalaya telah didirikan satu Paguyuban dengan Nama: Paguyuban Margo Rukun disingkat “PMR” maka para anggota bertekat untuk meneruskan melestarikan kesenian jawa dalam rangka melestarikan budaya bangsa yang bermoral. PMR yang merupakan wadah tempat berhimpunnya segenap berbagai profesi yang mencintai kebudayanaa bangsa khususnya seni kesenian Jawa berdasarkan Pancasila, bersifat umum, Independen dan tidak berpolitik praktis. secara aktif menjaga, memelihara, mempertahankan , dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial yang kokoh serta sejahtera lahir batin. PMR beserta anggotanya secara terus menerus berupaya mewujudkan pelestarian seni kebudayaan bangsa khususnya budaya Jawa serta mengembangkan kebudayaan bagi membangun bangsa Indonesia Kebudayaan merupakan keseluruhan cara hidup manusia. Ia berperanan penting dalam proses pembangunan negara di mana keperibadian Indonesia harus dipupuk dalam usaha-usaha yang dijalankan ke arah meningkatkan pembangunan sosioekonomi dan politik. Ini sudah tentunya memerlukan penggemblengan dan keikutsertaan semua lapisan masyarakat dalam satu proses yang berkelanjutan. Proses pembentukan kebudayaan nasional memerlukan rancangan yang teliti dan rapi supaya dapat melahirkan budayawan yang andal. Perancangan kebudayaan ini harus menentukan sifat-sifat yang baik, mulia dan utama bagi pembinaan bangsa dan ketahanan negara Budaya Jawa merupakan budaya suku bangsa yang telah dikenal oleh dunia sebagai budaya adiluhung yang diperhitungkan dunia. Budaya Jawa telah memberikan sekian banyak corak dan warna budaya di Indonesia. Beberapa produk karya cipta otak manusia Jawa berupa bangunan, lukisan, ukiran, patung, tarian, masakan, bahasa dan tulisan adalah bukti peninggalan cipta otak Jawa. Bahkan, ada yang telah mendapatkan pengakuan secara internasional. Budaya diciptakan oleh otak-otak manusia sesuai dengan tingkatannya. Manusia Jawa terlahir sebagai manusia dengan daya cipta yang luar biasa. Lihat saja struktur bangunan Borobudur, tingkatan bahasa, struktur masyarakat, sosial dan tatanegara, keraton, cara berbusana dan musik, semua hal yang komplek dan rumit yang tidak akan tercipta tanpa modal otak yang cerdas. Apa yang pernah dicapai para leluhur Jawa adalah pencapaian kebudayaan yang sangat cerdas dan inovatif. Hampir dipastikan semua aspek kehidupan orang Jawa mempunyai aspek keteraturan, keindahan dan keanggunan. kegemilangan budaya Jawa tidak hanya berkaitan dengan masa lalu namun juga masa kini dan bahkan masadepan. Warisan leluhur Jawa yang diurai dalam perspektif medis misalnya tarian Jawa klasik yang umumnya dikenal sebagai tarian yang lamban dan tidak dinamis, gerakan tarian ini dapat menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan bila mana otak kanan terserang stroke, manfaat karawitan (alat musik Jawa) untuk mengembalikan fungsi otak bagi penyakit stroke, pentingnya huruf Jawa HaNaCaRaKa untuk mengaktifkaan dan merehabiitasi otak, corak dan warna batik, ragam puasa orang Jawa, hingga pernak-pernik Jawa dari mulai wewangian hingga jajanan pasar yang mempunyai sisi tinjau medis bagi kesehatan. Semua tidak akan mungkin tanpa adanya alat perangsang kreativitas otak kanan yang ampuh dan tidak dapat dipungkiri bahwa huruf Jawa adalah salah satu alat perangsang kreatifitas otak kanan yang handal. Budaya Jawa yang adiluhung memang layak dan harus dilestarikan, khusunya orang Jawa yang tidak melupakan seni dan budayanya yang berkembang saat perpaduan seni tradisional dengan modern Selanjutnya paguyuban Margo Rukun mengembang campurasi dan pagelaran wayang kulit biarpun di daerah pengembara tetap ingin melestarikan budaya bangsa khususnya budaya Jawa Istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia mengacu pada campuran (crossover) beberapa genre musik kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau sebaliknya. Dalam kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini 'tunduk' pada pakem musik yang disukai masyarakat setempat: langgam Jawa dan gending. Campursari pertama kali dipopulerkan oleh Manthous dengan memasukkan keyboard ke dalam orkestrasi gamelan pada sekitar akhir dekade 1980-an melalui kelompok gamelan "Maju Lancar". Kemudian secara pesat masuk unsur-unsur baru seperti langgam Jawa (keroncong) serta akhirnya dangdut. Pada dekade 2000-an telah dikenal bentuk-bentuk campursari yang merupakan campuran gamelan dan keroncong (misalnya Kena Goda dari Nurhana), campuran gamelan dan dangdut, serta campuran keroncong dan dangdut (congdut, populer dari lagu-lagu Didi Kempot). Meskipun perkembangan campursari banyak dikritik oleh para pendukung kemurnian aliran-aliran musik ini, semua pihak sepakat bahwa campursari merevitalisasi musik-musik tradisional di wilayah tanah Jawa.

Maksud dan Tujuan:
1. Melestarikan seni kebudayaan bangsa Indonesia khususnya seni Kebudayaan Jawa. 2. Merekatkan tali silaturahmi antar sesama pecinta seni budaya Jawa. 3. Melestarikan bahasa Jawa dari tinggalan leluhur. 4. Berperan serta mengembangkan seni budaya Jawa sebagai bagian khasanah seni budaya bangsa Indonesia. 5. Mempertinggi kesadaran dan sikap Anggota, meningkatkan kepedulian Anggota terhadap lingkungan sekitarnya, 6. Memelihara, membela, serta meningkatkan harkat dan martabat anggota, melalui peningkatan kesejahteraan anggota serta kesetiakawanan Paguyuban. 7. Berpartisipasi terhadap acara yang diselenggarakan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Tanggal Masuk Proposal:
Feb 26, 2021

Proposal Proyek

Tahap: Verifikasi Proposal oleh Tim Pertimbangan

Keterangan TU:
dilanjutkan

Tanggal Masuk LPJ:
-

Rencana Penggunaan Dana

Dana Proposal Disetujui
Lima puluh juta rupiah Rp. 50.000.000,- Rp. 0,-
Total Rp. 50.000.000,- Rp. 0,-